Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2020

Terkesima melihat senyum pada dirinya

Ku rasa hanya senyum yang ada Apa dia selalu bahagia Apa sebagai penutup luka Agar tak ada yang tau semuanya Ah bukan tak ada raut wajah sedih di matanya Ku rasa dia menikmati hari-harinya Atau aku terlalu terpesona keindahannya Hingga ku tak bisa menganalisa Raut wajah mimik muka ku hanya bisa meliriknya Tak sanggup ku menatapnya terlalu berat ku rasa Mungkin inilah namanya terkesima dalam tempo sesingkat singkatnya Melihatnya saja hati meronta-ronta bahagia

Kisah pembuat dosa

GARIS TAKDIR sebelum hilang ku dengar suara simfoni bersinergi dalam gema senandung hening sajak lupa berpadu nikmat tak ada rasa plataran hilang tersusun batu bata berjalan tak kunjung sampai jua setiap langkah bersama dosa tetes embun pengingatnya menangispun tak menghapusnya perlahan menumpuk sia sia esok di tunggu pengadilan luka menagih janji di ujung purnama tulisan nama pemahatnya janji pencipta pembuat cerita menuntut ucapan tanpa bertanya

Hening rindu di ujung senja

Di sudut tembok lorong kota Duduk termenung menanti senja Berharap pulang membawa asa Hanya sebatas angan di ujung senja Demi sesuatu yang di harap putra Rela hapuskan mimpi untuk bahagia Sekedar untuk bercerita Kala hati tersayat luka Hidup memang sementara Sayang kepada putra selamanya Demi segalanya relakan segalanya Bahagia sederhana Pandang dan lihat dia bercerita Itu akan hapuskan goresan di ujung senja Tawa dan tingkah konyol akan terlihat di matanya Demi sebuah perhatian merelakannya