Skip to main content

Kisah pembuat dosa

GARIS TAKDIR

sebelum hilang ku dengar suara

simfoni bersinergi dalam gema

senandung hening sajak lupa

berpadu nikmat tak ada rasa

plataran hilang tersusun batu bata

berjalan tak kunjung sampai jua

setiap langkah bersama dosa

tetes embun pengingatnya

menangispun tak menghapusnya

perlahan menumpuk sia sia

esok di tunggu pengadilan luka

menagih janji di ujung purnama

tulisan nama pemahatnya

janji pencipta pembuat cerita

menuntut ucapan tanpa bertanya

Comments

Popular posts from this blog

Keserakahan manusia

Demi apa Demi harta dan tahta Mereka saling tikam Mereka saling caci maki Demi kebahagian dunia mereka Apa harta itu penting Apa tahta itu penting Bagiku tak ada yang lebih penting Selain jalan ni saja hidup ini apa adanya Tanpa memikirkan hari esok Kekayaan dan Kekuasaan hanya sementara Bukan untuk selamanya Berdiri dalam Kesederhanaan itu lebih baik Dari pada berdiri dalam harta dan kekuasaan Yang di penuhi beban dan Kekawatiran

Hening rindu di ujung senja

Di sudut tembok lorong kota Duduk termenung menanti senja Berharap pulang membawa asa Hanya sebatas angan di ujung senja Demi sesuatu yang di harap putra Rela hapuskan mimpi untuk bahagia Sekedar untuk bercerita Kala hati tersayat luka Hidup memang sementara Sayang kepada putra selamanya Demi segalanya relakan segalanya Bahagia sederhana Pandang dan lihat dia bercerita Itu akan hapuskan goresan di ujung senja Tawa dan tingkah konyol akan terlihat di matanya Demi sebuah perhatian merelakannya

Sekedar bertanya pada angan kosong

Tak cukup untuk sekedar bertanya Di ujung kelam sinar purnama Berlari menjauhi cakrawala Di ujung pesisir hilangnya tanya Sendu hasrat membelenggu jiwa Sepi senyum tawa jenaka tiada Sesekali ingat aroma rasa Diantara tembok beton menutup mata Keringat terbiaskan cahaya Langit mendung mengiringi dewa Pudarkan api tanpa sisa sisa

Titik Terakhir

Dimana sebuah kebenaran tidak lagi berguna Dimana sebuah kejujuran tidak lagi berharga Maka di sanalah kepalsuan sedang merajalela Maka di sanalah kebohongan sedang di junjung tinggi Tidak akan ada lagi pembelaan diri sebab pembodohan akan semakin menjadi jadi Dan orang orang pintar akan memilih membungkam mulut sendiri karena ketakutan dan intimidasi Dan hilangnya keyakinan pada diri mereka mereka yang takut pada sesamanya melebihi rasa takut pada Sang Pencipta Dan inilah akhir dari sebuah cerita yang di buat sejak lama dan akan segera selasai setelah mencapai batasnya